Sukabumi (pilar.id) – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mengambil langkah strategis dengan merekonstruksi jembatan di Desa Cimahpar, Kabupaten Sukabumi. Langkah ini dilakukan sebagai tanggapan atas banyaknya jembatan yang tidak layak guna di berbagai wilayah Indonesia dan sebagai bentuk dukungan Telkom terhadap pemerataan pembangunan di seluruh nusantara.
Jembatan gantung ini sangat vital karena menjadi satu-satunya penghubung antara Desa Cimahpar dan Desa Bojongsari, melintasi Sungai Ciletuh dengan panjang 30 meter dan lebar 1,5 meter.
Dibangun sejak tahun 1960 dari kayu dan bambu lokal, jembatan ini telah beberapa kali diperbaiki, namun tetap kurang layak digunakan. Warga desa seringkali kesulitan mengakses area pertanian, sekolah, dan puskesmas karena kondisi jembatan yang memburuk.
Rekonstruksi jembatan ini dilaksanakan pada bulan Maret 2024, dengan mengganti struktur jembatan menggunakan rangka besi dan lantai besi serta penambahan penerangan yang memadai.
Setelah pembangunan selesai, masyarakat segera merasakan manfaatnya sebagai sarana penghubung antar desa, serta potensinya untuk menggerakkan ekonomi lokal dan menjadi objek wisata.
Kepala Desa Cimahpar, Umaryani, menyampaikan apresiasi kepada Telkom. “Sebagai Kepala Desa Cimahpar, saya mengimbau masyarakat untuk menjaga dan bertanggung jawab dalam merawat jembatan yang telah diberikan. Saya pun menyampaikan terima kasih kepada PT Telkom Indonesia atas bantuan pembangunan jembatan gantung sebagai penghubung akses utama masyarakat maupun petani,” ujar Umaryani.
Rekonstruksi ini sejalan dengan Program Revitalisasi Sarana Umum Berkelanjutan dan mendukung poin 11 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Senior General Manager Social Responsibility Telkom, Hery Susanto, menekankan pentingnya peran Telkom dalam mendukung pemerataan pembangunan di Indonesia.
“Di beberapa wilayah di Indonesia saat ini, kondisi jembatan cukup mengkhawatirkan. Telkom berinisiatif mendukung pemerataan pembangunan melalui rekonstruksi jembatan. Lebih dari sekedar akses penghubung, jembatan adalah jendela dunia bagi masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik,” tutup Hery Susanto. (ret/hdl)