Tarakan (pilar.id) – PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Field melaksanakan simulasi penanggulangan keadaan darurat pada Jumat (7/6). Simulasi ini mencakup skenario kebakaran, tumpahan minyak, dan aksi demo masyarakat, serta melibatkan sekitar 400 personel dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah Kota Tarakan, TNI–Polri, BPBD, Satpol PP, Pemadam Kebakaran, PMI, RS Pertamedika Tarakan, dan masyarakat setempat.
Simulasi dimulai dengan apel gelar pasukan di Masjid Baitul Izzah Islamic Center. Pj Wali Kota Tarakan Bustan menekankan pentingnya kolaborasi dalam kesiapsiagaan bencana. “Kita tidak tahu kapan bencana akan datang, namun kita harus selalu siap. Saya mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk sinergi yang kuat,” ujar Bustan.
Field Manager Tarakan, Cahyo Tri Mulyanto, menyatakan bahwa keselamatan adalah prioritas utama perusahaan. “Kinerja keselamatan yang unggul mendukung keberhasilan dan keberlanjutan operasi serta bisnis migas perusahaan. Oleh karena itu, kami menyediakan pelatihan dan pengembangan kemampuan pekerja untuk mengurangi potensi human error,” jelas Cahyo.
Cahyo menambahkan, simulasi ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dan kompetensi dalam menghadapi bencana. “Dengan adanya insiden, kami siap berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk penanggulangan yang cepat dan tepat,” lanjutnya.
Keberlanjutan operasi dan bisnis perusahaan dalam produksi migas bagi Indonesia ditentukan oleh kinerja keselamatan yang unggul dan kemampuan menangani bencana serta kondisi darurat. (riq/hdl)