Jakarta (pilar.id) – Pasar kripto mengalami kenaikan signifikan belakangan ini, dipicu oleh persetujuan ETF Ethereum spot oleh US Securities and Exchange Commission (SEC). Kabar ini membuat Bitcoin dan sebagian besar altcoin menguat, meningkatkan optimisme di kalangan investor.
Pada pekan terakhir Mei, harga Bitcoin sempat menyentuh level 70 ribu Dollar AS atau sekitar Rp1,12 miliar, didorong oleh kabar penguatan Bursa Eropa yang dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh European Central Bank (ECB). Namun, kenaikan ini tidak bertahan lama, dan Bitcoin kembali turun, diperdagangkan di bawah level 70 ribu Dollar AS atau sekitar Rp1,1 miliar.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa Bitcoin harus bertahan di atas level support utama di 66 ribu Dollar AS atau sekitar Rp1,06 miliar untuk menjaga momentum bullish. Namun, hambatan seperti data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) AS dan banyaknya pidato publik pejabat The Fed bisa menghilangkan sentimen positif dari pasar pada akhir Mei ini.
“Pekan ini, semua perhatian masih tertuju pada serangkaian pidato pejabat The Fed, yang diantisipasi untuk mendapatkan wawasan mengenai kebijakan suku bunga AS di masa depan. Sementara itu, para pelaku pasar sangat menantikan sinyal di tengah indikasi menurunnya inflasi AS,” kata Fyqieh.
Potensi Musim Altcoin
Fyqieh menambahkan bahwa fokus investor dan trader saat ini mulai beralih ke potensi permulaan Altseason atau musim altcoin, yang dipicu oleh lonjakan total kapitalisasi pasar altcoin. Ethereum (ETH) memimpin kenaikan altcoin bersama memecoin. ETH mengalami peningkatan signifikan, dengan harga sekitar US$3.991 (Rp64,2 juta), naik sebesar 27 persen selama seminggu terakhir.
Menurut data TradingView, total kapitalisasi pasar altcoin saat ini mencapai sekitar US$1,16 triliun, menandai peningkatan 15 persen selama dua minggu terakhir. Lonjakan ini mendekati level resistensi yang terlihat pada pertengahan Maret ketika kapitalisasi pasar mencapai 1,2 triliun Dollar AS.
“Saat ini, kita bisa mengindikasikan bahwa kita berada dalam periode Altseason, mengingat kenaikan signifikan yang dialami oleh beberapa altcoin dibandingkan dengan Bitcoin. Dominasi kapitalisasi pasar Bitcoin telah melemah sebesar 3,8 persen, yang menandakan bahwa altcoin telah mengalami performa lebih baik daripada Bitcoin. Ketika altcoin secara konsisten mengungguli Bitcoin, ini adalah tanda umum dari Altseason,” jelas Fyqieh.
Fyqieh menjelaskan bahwa Altseason mungkin menjalani fase konsolidasi sebelum mendapatkan momentum penuh. Setelah persetujuan ETF Ethereum, beberapa altcoin lain akan mencoba peruntungannya, termasuk XRP, Litecoin (LTC), Solana (SOL), Pepe, Floki, dan Notcoin. Pasar nampaknya bullish dalam menerima ETF dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Pemicu utama Altseason biasanya melibatkan beberapa faktor, seperti peningkatan adopsi dan penggunaan aplikasi berbasis blockchain yang mendorong permintaan untuk altcoin tertentu. Persetujuan ETF Ethereum spot di AS baru-baru ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat perkembangan ekosistem blockchain Ethereum, sehingga mendorong permintaan dan harga altcoin di ekosistem Ethereum,” ujar Fyqieh.
Persetujuan ETF Ethereum dipandang sebagai katalis untuk potensi musim altcoin. Namun, karena proses pencatatan, dampak penuhnya mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk terwujud. Dampak Altseason bagi industri kripto sangat signifikan. Dari sisi nilai transaksi, peningkatan aktivitas perdagangan altcoin dapat meningkatkan likuiditas pasar dan menarik lebih banyak investor baru.
“Selain itu, Altseason sering kali mendorong inovasi teknologi, karena banyak proyek altcoin yang mengembangkan teknologi baru dan solusi inovatif untuk memanfaatkan momentum ini. Akibatnya, kita bisa melihat lebih banyak pengembangan proyek dan peningkatan adopsi teknologi blockchain yang lebih canggih,” terang Fyqieh. (hdl)