Denpasar (pilar.id) – Misi dagang dan investasi yang diselenggarakan oleh Provinsi Jawa Timur di Bali mencatatkan rekor transaksi tertinggi, mencapai lebih dari Rp425 miliar. Acara yang digelar di Aston Denpasar Hotel & Convention Center ini dibuka oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono pada Selasa (25/6/2024) pagi.
Dalam acara tersebut, Pj Gubernur Adhy mengapresiasi pencapaian transaksi yang signifikan. “Bali adalah provinsi tujuan misi dagang pertama di tahun 2024. Semangat pelaku usahanya sangat tinggi, dan alhamdulillah, transaksi misi dagang kali ini mencapai Rp425 miliar atau lebih tepatnya Rp425.008.730.000,” ujar Pj Gubernur Adhy.
Rekor Transaksi Tertinggi
Jumlah transaksi ini mencatat rekor tertinggi, melebihi transaksi sebelumnya yang mencapai Rp380 miliar di Maluku Utara pada tahun 2023. Data final menunjukkan bahwa komoditas yang dijual oleh Jawa Timur mencapai Rp301.199.730.000, sementara komoditas yang dibeli mencapai Rp123.809.000.000.
Komoditas yang dijual oleh Jawa Timur antara lain pakan ikan dan udang, benih tanaman, rokok, mesin TTG, daging frozen, beras, daging bebek, fashion, daging sapi, fillet Dori, gurita, makanan ringan, buah-buahan, mesin jahit, bawang merah, pupuk, kedelai, dan kapulaga hijau. Sedangkan komoditas yang dibeli antara lain kunyit kering, biji kopi, hasil perikanan, dan kelapa.
Misi dagang ini juga menjadi ajang untuk mempertemukan pelaku usaha dari Jawa Timur dengan provinsi mitra. Pertemuan ini diharapkan mampu menciptakan kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak. “Misi dagang ini menjadi peluang ekonomi baik bagi pelaku usaha Jatim maupun Bali, khususnya dalam upaya menyebarluaskan potensi produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis, dan peluang investasi,” kata Adhy.
Adhy juga menekankan pentingnya misi dagang antara Jawa Timur dan Bali, yang terlihat dari neraca perdagangan kedua provinsi yang mengalami surplus Rp5,46 triliun. Berdasarkan data BPS tahun 2023, nilai pembelian dari Bali tercatat sebesar Rp3,01 triliun, sementara nilai penjualan ke Bali mencapai Rp8,47 triliun, dengan total neraca perdagangan sebesar Rp11,48 triliun.
Meskipun kegiatan misi dagang ini menguntungkan secara ekonomi, Pj Gubernur Adhy mengimbau agar kolaborasi dalam pengembangan produk dan pemanfaatan teknologi juga perlu dilakukan. “Kami menilai kegiatan ini jangan hanya menjadi kerjasama transaksional. Kita harus terus berkolaborasi mengembangkan produk yang ada, melakukan standarisasi internasional sehingga bisa bersaing di pasar global dan mendorong neraca perdagangan kita,” tegasnya.
Adhy juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi dalam pembayaran untuk mendorong ekspor mancanegara. Dalam misi dagang kali ini, juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antar Kepala OPD Jatim dengan Bali, serta BUMD dan BUMS Jatim dengan Bali, termasuk PKS antar asosiasi KADIN dan IWAPI dari kedua provinsi tersebut.
Acara ini diikuti oleh 176 pelaku usaha dari Jawa Timur dan Bali, dan dibuka dengan pemukulan Kendang Bali oleh Pj Gubernur Adhy bersama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Iwan dan Kepala Disperindag Bali I Wayan Jarta. (usm/hdl)