Semarang (pilar.id) – Universitas Diponegoro (Undip) terus berinovasi dalam bidang riset, termasuk di sektor energi terbarukan. Salah satu inovator muda, Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi Undip, Anggun Puspitarini Siswanto, S.T., Ph.D., bersama timnya sedang mengembangkan bahan bakar pesawat dari minyak goreng bekas (jelantah).
Anggun, yang sudah memiliki 11 paten dan h-index Scopus 6, telah mengembangkan riset dengan tema Produksi Bioavtur Berbasis Metil Ester Minyak Goreng Bekas Melalui Pengembangan Reaktor Ozonolisis Nano Gelembung.
Riset ini mendapatkan pendanaan dari LPDP melalui Program Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) dari BRIN (2023-2025). Dalam satu semester, Anggun berhasil mengantongi dua paten granted, yaitu no IDS000007969 dan no IDS000007413.
Selain aktif sebagai dosen, Anggun juga menjadi reviewer di berbagai bidang dan pernah memperoleh gelar Visiting Associate Professor dari National Institute of Technology, Akashi College, Jepang (2018-2019) serta Guest Lecture di HSE University St. Petersburg Rusia pada Mei 2024.
Anggun menjelaskan bahwa penelitiannya didorong oleh keprihatinannya terhadap krisis energi bahan bakar fosil yang terbatas dan menyebabkan pemanasan global. Bersama tim peneliti, termasuk Dr. Ria Desiriani, S.T., M.T.; Drs. Sutrisno, M.T.; Dr. Novi Hery Yono, S.T., M.T. (Migas Cepu), dan pengelola Mini Plant Biodiesel Sekolah Vokasi Undip, Mohamad Endy Yulianto, S.T., M.T., mereka mengembangkan bioavtur sebagai bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui untuk sektor penerbangan.
“Negara-negara Eropa telah mentargetkan pencampuran bioavtur hingga 20 persen. Minyak goreng bekas sangat prospektif karena merupakan limbah yang mudah dikonversi menjadi bioavtur,” ungkap Anggun.
Proses konversi menggunakan ozonolisis nano gelembung yang menghasilkan ozonida, aldehida, atau keton pada gugus alkena asam lemak tak jenuh dari metil ester rantai sedang. Teknologi Fine Bubble Technology (FBT) digunakan untuk meningkatkan efisiensi transfer massa, mempercepat operasi, dan mengurangi energi dalam reaktor.
Anggun berharap riset ini dapat menjadi solusi bagi masalah energi dan lingkungan seperti hujan asam dan pemanasan global, serta mengurangi impor minyak mentah. Selain itu, riset ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya industri baru bioavtur, memberikan nilai tambah pada minyak goreng bekas, dan memacu perkembangan industri energi terbarukan di Indonesia.
Riset ini dilaksanakan secara sinergis antara Tim Peneliti Vokasi Undip, PPSDM Migas Cepu, dan Mini Plant Biodiesel Sekolah Vokasi Undip. Diharapkan mampu merintis produksi dan komersialisasi bioavtur berbasis minyak goreng bekas melalui teknologi yang sudah terbukti, dengan royalty sharing di bidang teknologi.
“Riset ini akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan makro untuk meningkatkan dan mengembangkan perekonomian daerah, serta memberikan dampak pada kemandirian bangsa dalam memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Anggun. (hdl)